Kisah Mereka Yang Mengejar Ridho Ilahi, Hijrah dari RIBA
Satu tantangan Terbesar Untuk Semua Pengusaha
Saya memang bukanlah Seorang Uztad Jadi saya ingin menceritakan kisah nyata dari orang yang Mencari Jalan Pulang untuk mengharap ridhoan Allah.
Seseorang Yang pernah terjungkir, dan tersungkur kejurang RIBA.
Mungkin ini sedikit panjang karena kisah nyata dari DINII FITRIYAH agar menjadi pelajaran untuk kita semua.
——-
BIG NO TO RIBA!! (juli.2016)
Kemarin siang ketika beres2 toko, tak sengaja menemukan dokumen ini, dokumen yang saya fikir sudah saya buang, ternyata masih ada, usang dan sobek.
Tiba2 air mata mengalir deras.. otak saya dipaksa mengingat2 lagi kenangan pahit ini. Riba! Yang telah membuat saya hidup tak jelas arah.
Sebegitu terlenanyakah saya dengan riba.. sampai saya terjerat,tersungkur tak berdaya di putaran roda terbawah menghadapi kerasnya hidup jauh dariNya..
Sepertinya, Riba itu mengandung zat adiktif yang membuat pelakunya ketagihan. Ketika itu, apa yang saya inginkan begitu mudah dicapai. Semua sesuai target.
Saya ingin beli tanah, bank memenuhi, belumlah lunas, ditawari kembali untuk biaya bangun, saya terlena, belum lagi modal usaha, kendaraan, semuanya hasil kredit dari bank, kerjasama dengan leasing.
Terngiang banyak orang bilang “Pengusaha ya wajar banyak utang”, atau “Gunakan duit bank kalo mau sukses,” atau “Ngapain pake duit sendiri kalau bank mau ngasih,”. Saya terlena.
Padahal kata2 itu adalah lubang perangkap yang akan menenggelamkan kita pada kegelapan yang paling pekat.
Perusahaan kolaps dengan cara yang tak pernah kami duga. Dengan musibah beruntun yang datang tak henti2. 2014 akhir, 3 ruko yg dijadikan jaminan itu akhirnya ditulis “Bangunan ini akan segera dilelang”.
Karena 3 bulan saya sudah menunggak (pernah direschedule sekali, dan menunggak lagi 1 bulan dan tidak diberi kesempatan lagi) .
Huhhh, berasa lagi degdegannya kalau saya ingat bahwa saya pernah punya cicilan 20jt/bulan (kurleb hampir 4th yang terbayar). waktu itu saya punya penghasilan sekitar 50jt/bulan dr 1 toko, blm 2 toko lainnya, kecil2 tp ya lumayan.
Ya, banknya SYARIAH. katanya SYARIAH. Tapi aturan tetap aturan. Tak ada ampun bagi siapapun, tak sanggup bayar, jual! tak bisa jual, lelang!
Bank itu hanya mau dekat2 kita kalau kita bisa memberikan keuntungan buat mereka, kalau tidak, siap2 aja menghadapi kehancuran.
Saya hanya diberi waktu maksimal 3 bulan untuk menjual ruko seharga 1,5M, di daerah. Tapi, saya tak bisa. Ya sudah pasrah..
Waktu itu tak banyak yang tau kisah ini, pun teman2 terdekat, meskipun saya msh sering update FB. Toh saya ceritapun mungkin tak akan ada yang percaya. Ada yang saya punya janji dan tak bisa ditepatipun akan bilang “ngarang, alibi, cuma alesan, dll”
Tlp tak berhenti berdering, yang nagih dari bank datang hampir tiap hari. Mobilpun diserahkan sama yang biayain alias leasing, tanpa basa basi, setelah disita tak ada konfirmasi apapun, dana lebih, dll (sudah nyicil 1th, kontrak 2th).
Hanya bisa pasrah sampai titik terendah.. Sampai akhirnya harus ngekos, tidur sekamar berlima.. (nulis ini gemeteran sambil nangis), terbayang lagi bagaimana si kakak harus pindah sekolah, harus berhenti semua lesnya, harus menjatah anak2 lauk makan 1500/hari..
Ah gak sanggup ceritain detilnya.
Teman, intinya harta itu titipan. Tak usah dipaksakan jika memang belum mampu beli. jangan percaya omongan “kalo tidak kredit ga akan punya2”.
Allah maha kaya, MAHA KAYA. sekali lagi, MAHA KAYA. “kalo tidak kredit ga akan punya2”, orang yang bilang gitu, dia tidak percaya sama Allah, makanya kalo ga kredit dia ga akan punya2.
Tidak. Saya tidak pernah menyesali semua kehilangan yang pernah saya alami dulu. Bahkan saya mensyukurinya. Dengan begitu Allah ingin saya lebih mendekat padaNya.
Sekarang, saya tidak akan pernah mengulanginya lagi. Gak apa2 sekarang kontrak dulu, kantor di garasi dulu. Kalau kebeli, baru pindah. Kalau masih belum kebeli, ya ngontrak aja lagi. Masih belum kebeli juga, kontrak again.
Gimana kalau ga kebeli2? gak apa2 toh harta mah ga dibawa mati. Kasian dong anak2 kalau kontrak terus? gimana nanti masa depan mereka? ya ga gimana2, da Allah mah maha besar, anak2 sudah punya rezeki masing.
Insyaallah.. bisa.
Margin mirip bunga, beda nama doang.
(yang mau ambil rumah via KPR, Mobil, motor pakai lising coba difikir lagi)
“Tidak ada seorangpun yang melakukan praktek riba kecuali akhir dari urusannya adalah hartanya menjadi sedikit” (HR. Ibnu Majah, dari sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, disahihkan oleh Al-Imam Al-Albani Rohimahullah dalam Shahih Ibnu Majah)
Semoga menjadi perhatian untuk perbankan syariah di Indonesia agar menjadi lebih baik lagi agar tak ada pihak yang terdzolimi.
Alhamdulillah sekarang sudah bisa merangkak bangkit lagi, Allah menggantinya dengan lebih berkah. Sudah bisa beli mobil lagi, beli motor lagi, bisa usaha lagi, meskipun tidak mewah tapi hidup menjadi lebih tenang.
Panjang memang,. tapi ini bisa menjadi inspirasi untuk diri kita untuk Kembali ke jalan yang benar.
Kisah2 seperti ini di tulis juga oleh mas Saptuari Sugiharto menjadi sebuah Trilogi yang isinya dapat menggetarkan hati saat di baca, dapatkan buku “mencari jalan pulang” yang berisi kumpulan kisah inspiratif hijrah keluar dari RIBA
Isi Buku :
BUKU “MENCARI JALAN PULANG”
Kisah-Kisah Menggetarkan Hati, Mereka Yang Mengejar Ridho Ilahi
Saat Anda baca buku “Mencari Jalan Pulang” ini, Anda akan belajar pengalaman dari para pejuang ridho Allah tentang :
– Mengenali yang haram agar tak salah jalan
– Atas nama gengsi, seperempat orang Indonesia berhutang
– Solusi tanpa riba berbasis komunitas dan silaturahim
– Cerita bebas hutang
– Usaha tanpa modal besar, tanpa harus hutang
– Berani berhijrah, walau berdarah-darah
– Rejeki halal untuk keluarga, Allah maha kaya !
– Kisah-kisah hijrah keluar dari riba, dan bangkit luar biasa
Berbagai macam cara “modern” memperoleh harta kekayaan pun bermunculan di zaman sekarang. Cara-cara yang seolah elegan padahal mengandung racun mematikan. Cara yang terlihat “pintar” padahal hakikatnya dosa. Cara yang kebanyakan dilakukan oleh orang yang sesungguhnya telah “berpunya” tapi hawa nafsunya mendominasi untuk terus memupuk materi.
Inilah perbedaan KPR Syariah, Bank Syariah dan Konvensional : PIHAK YANG TRANSAKSI KPR Syariah: 2 Pihak yaitu antara pembeli dan developer Bank Syariah: 3 Pihak yaitu antara pembeli, developer dan bank Bank Konvensional: 3 Pihak yaitu antara pembeli, developer dan bank Maka harus kita cermati apakah KPR bank baik syariah atau konvensional terjadi transaksi jual …
Bagi yang sudah mendambakan rumah impian, pasti tidak asing lagi dengan istilah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). Karena memang KPR ini merupakan alternatif pilihan dalam membeli rumah. Tentunya KPR ini begitu banyak diminati karena menjadi solusi bagi orang yang belum mampu membeli rumah secara cash/tunai. Sudah menjadi hal yang umum dan lumrah, dimana setiap kita perhatikan …
SOLUSI UNTUK PNS… (P)ENGEN (N)GLUNASI (S)ISA UTANG Setelah postingan saya “SK Yang Tergadai” temennya “Putri Yang Tertukar” direpost ribuan orang, banyak kawan-kawan PNS yang curhat ke saya tentang kondisi mereka yang hidup penuh utang. Di satu sisi jelas miris dan ikut prihatin, di sisi lain harus ada solusinya.. kalau enggak ya seumur hidup tersandera oleh …
Kita tahu kebutuhan akan rumah sangat ini begitu urgent. Ada yang menempuh jalan menunggu uangnya terkumpul dalam waktu lama barulah memiliki rumah. Dan ada yang ingin segera dapat rumah lewat cara kredit. Salah satu cara yang ditempuh adalah kredit KPR. Bagaimana hukum kredit rumah KPR tersebut? SImak Penjelasannya disini :